Sunday, March 8, 2015

Sistem Transportasi (5) : Golongan darah Rhesus

Semacam juga golongan darah berdasarkan sistem ABO, golongan darah Rhesus juga didasarkan pada tipe aglutinogen pada eritrosit serta aglutinin pada plasma darah.

Golongan darah Rhesus ini juga ditemukan oleh Landsteiner. Penamaan golongan Rhesus ini diambil dari nama kera yang diteliti Landsteiner, namanya Macacus rhesus. Pada kera ini didapati antigen serta antibodi yang sama dengan manusia.


Sang monyet : Macacus rhesus.

Ada dua tipe golongan Rhesus, yaitu Rhesus (+) serta Rhesus (-). Orang bergolongan Rhesus + mempunyai antigen Rhesus (antigen Rh) pada eritrositnya serta tak mempunyai antibodi. Golongan Rhesus – mempunyai antibodi Rhesus (anti Rh) pada plasma darahnya serta tak mempunyai antigen. Lihat tabel berikut:

Golongan
Rhesus +
Rhesus -
antigen
antigen Rhesus
-
antibodi
-
anti Rhesus

Orang bergolongan Rhesus – bisa menjadi donor terhadap golongan Rhesus – maupun Rhesus + (dalam kondisi darurat). Namun orang Rhesus + hanya diperbolehkan mendonorkan darahnya terhadap Rhesus + saja, serta tak boleh ke Rhesus –. Alasannya sama semacam golongan darah ABO, yaitu sebab Rhesus + sebagai donor mempunyai antigen (antigen Rhesus) serta Rhesus -  sebagai resipien mempunyai antibodi (anti Rhesus). Inkompatibilitas ini bakal menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) antigen Rhesus oleh anti Rhesus, serta bisa menyebabkan kematian sang resipien.

Kualitas medis lain dari golongan Rhesus ini khususnya dalam msumberah perkawinan. Apabila seorang pria Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus –, maka anaknya berkesempatan mengalami eritroblastosis fetalis (penyakit kuning pada bayi). Permasalahan ini hanya terjadi pada tipe perkawinan pria Rhesus + dengan wanita Rhesus –.

Apabila bunda Rhesus – mengandung anak pertama Rhesus +, maka sang bunda bakal membentuk anti Rhesus (antibodi). Apabila kehamilan kedua sang anak bergolongan Rhesus + maka anti Rhesus bunda bakal menyerang serta menyebabkan kerusakan eritrosit bayi yang dikandungnya.

Sebab tak sedikit eritrosit yang rusak, darah bayi lebih tak sedikit mengandung eritroblas (eritrosit yang tetap muda serta berinti). Sementara itu kerusakan eritrosit yang lumayan tinggi mengdampakkan meningkatnya urobilin, yaitu pigmen kuning yang memberi warna pada urine. Inilah yang menyebabkan bayi tampak berwarna kuning.

Pada permasalahan tertentu pertolongan pada bayi bisa diperbuat dengan gambartherapi yaitu penyinaran dengan cahaya ultraviolet, transfusi post natal (seusai lahir), alias transfusi pre natal (sebelum lahir) dengan menyuntikkan darah langsung ke umbilikal (tali pusar).

Berdasarkan pemecahan ras manusia, nyatanya rhesus negatif lebih tak sedikit dijumpai pada orang:

    Eropa (bule) kurang lebih 15% Rh – serta 88% Rh +
    Negro : 7-8% Rh – serta 90 – 93% Rh +
    Asia : 99% rhesus +  serta Rh – < 1%

Mungkin inilah yang menyebabkan lumayan tingginya prevalensi eritroblastosis fetalis apabila terjadi pernikahan pria Asia dengan wanita bule.

No comments:

Post a Comment