Sunday, March 1, 2015

Sistem Koordinasi : Hormon

Kata “hormon” berasal dari kata “hormone” yang berarti memacu alias menggiatkan. Hormon alias inkrit adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang langsung diangkut oleh darah. Hormon bermanfaat untuk mengatur homeostatis, reproduksi, metabolisme, serta tingkah laku.

Kelenjar-kelenjar hormon yang tersedia di dalam tubuh manusia terkesan pada foto berikut:
kelenjar hormon


Kelenjar-kelenjar endokrin yang tersedia di dalam tubuh manusia

1. Kelenjar Pituitari alias Hipofisis

Kelenjar hipofisis disebut juga “master of glands”, sebab sebagian besar dari hormon-hormon yang dihasilkannya bertugas sebagai mengatur pengeluaran hormon lainnya. Hipofisis tersedia di tahap dasar otak di bawah hipotalamus. Besarnya kira-kira sebesar kacang tanah serta terdiri atas 3 lobi, yaitu: lobus anterior, lobus intermediet, serta lobus posterior.

a.     Lobus anterior

Lobus anterior menghasilkan bermacam-macam hormon yang berperan sebagai hormon pengatur berbagai hormon yang lain. Hormon yang dihasilkan lobus anterior antara lain:

– Hormon Somatotrof (STH/Growth Hormone) : Hormon ini merangsang pertumbuhan tubuh, khususnya tahap epifisis dari tulang pipa. Ketidak lebihan hormon ini bisa mengdampakkan kekerdilan (dwarfisme), sedangkan kelebihan hormon ini bisa mengdampakkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Bila kelebihan hormon ini terjadi pada saat telah dewasa, bisa mengdampakkan penebalan tulang-tulang wajah, tengkorak, tangan, serta kaki. Keadaan ini disebut akromegali.
dwarfisme
Contoh penderita dwarfisme (kekerdilan)

– LTH (Luteotropic Homone/prolaktin/hormon laktogen) : Bermanfaat untuk merangsang sekresi air susu dari glandula mammae ( kelenjar air susu).

– ACTH (Andrenocorticotrophic Hormone/Adrenotropin) : Hormon ini mengendalikan sekresi hormon dari tahap korteks adrenal (anak ginjal).

– Gonadotropin, yang terdiri atas:

     FSH (Follicle Stimulating Hormone). Tersedia pada wanita serta pria. Pada wanita bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pria mempengaruhi proses spermatogenesis di dalam tubulus seminiferus dari testis.
     LH (Luteinizing Hormone/ICSH = Interstitial Cel Stimulating Hormone). Tersedia pada wanita serta pria. Pada wanita, LH merangsang pemasakan folikel ovarium serta juga ovulasi. Sedang pada pria, ICTH bertugas merangsang sel interstitial Leydig di dalam testis supaya menghasilkan testosteron yang bertanggungjawab untuk pemeliharaan karakter seksual sekunder.

b.    Lobus intermediet

Pada manusia, tahap intermedietnya rudimenter (tidak berkembang). Satu-satunya manfaat yang diketahui dari tahap ini adalah sekresi melanocyte stimulating hormone (MSH/intermedin). Pada amfibia hormon ini berperan pada melanofora, menyebabkan penyebaran granula-granula melanin pada sel-sel melanofora serta menggelapkan kulit tubuh amfibia. Manfaat tahap intermediet pada manusia belum diketahui dengan baik.

c.    Lobus posterior

Lobus posterior menghasilkan berbagai hormon, yaitu:

    Oksitosin, yang bermanfaat merangsang kontraksi usemakin menjelang kelahiran.
    Vassopresin (antidiuretik hormon = ADH), berperan dalam menolong pengeluaran air tubuh dengan jalan mengatur reabsorbsi air pada tubulus ginjal. Bila kadar hormon ini naik tekanan osmosis darah naik, jadi reabsorbsi air meningkat. Hormon vasopresin merangsang pembuluh darah menciut (vasokonstipssi) jadi tekanan darah naik. Pengeluaran hormon vasopresin(ADH) yang berlebihan mengdampakkan gejala anuria (susah kencing/kencing sedikit), sedangkan bila ketidak lebihan ADH menyebabkan diabetes insipidus (kencing terlalu tak sedikit / poliuria).

2. Kelenjar Thiroid (Kelenjar Gondok)

Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin, yang dibentuk dari asam amino tirosin serta yodium. Manfaat hormon tiroksin adalah untuk:

    mempengaruhi metabolisme sel
    mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, serta diferensiasi jaringan tubuh.


Penderita gigantisme













Penderita morbus basedowi

Kelebihan hormon (hipertiroidisme) ini bakal menyebabkan penyakit yang disebut morbus Basedowi, yaitu meningkatnya metabolisme, meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar serta bola mata terbelalak (eksoftalmus). Bila terjadi pada masa pertumbuhan bakal menyebabkan gigantisme alias pertumbuhan terlalu cepat jadi terbentuk tubuh raksasa.

Ketidak lebihan hormon tiroksin (hipotiroidisme) bakal menyebabkan terhentinya pertumbuhan. Pada anak bakal menyebabkan kretinisme (kekerdilan). Pada usia dewasa, hipotiroidisme bakal menyebabkan menurunnya metabolisme, serta bakal mengdampakkan aktivitas peredaran darah menurun, tonus otot menurun, terjadi miksedema, yaitu menebal serta menggelembungnya kulit.

Ketidak lebihan yodium bisa menyebabkan terganggunya pembentukan hormon tiroksin dengan gejala timbulnya penyakit gondok.
3. Kelenjar Anak Gondok (Parathiroid)

Tersedia pada sebelah dorsal kelenjar tiroid. Menghasilkan parathormon yang bermanfaat untuk mempertahankan kadar Ca serta P di dalam darah. Ketidak lebihan hormon ini menyebabkan gejala kejang otot.
4. Kelenjar Suprarenalis (Kelenjar Adrenal/Anak Ginjal)

Terletak di atas ginjal. Bisa dibedakan atas dua tahap, yaitu:

a.    Tahap korteks : yaitu lapisan luar yang menghasilkan hormon kortison (kortiko steroid alias kortikoid). Ketidak lebihan hormon kortison bisa memunculkan penyakit Addison yang memiliki gejala kulit menjadi merah, badan lemah, berat badan turun, tekanan darah rendah, serta bisa memunculkan kematian.

b.    Tahap medula : adalah lapisan dalam. Menghasilkan hormon epinefrin alias adrenalin.

Pengaruh hormon ini kepada tubuh adalah:

a.    Memacu aktivitas jantung, serta menyempitkan pembuluh darah pada kulit serta membran mukosa.

b.    Mengendurkan otot bonkioli, jadi melapangkan pernapasan.

c.    Memacu pengubahan glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dalam sel hati, jadi kadar gula darah meningkat.
5. Kelenjar Pankreas

Pankreas tahap luar menghasilkan enzim pencernaan (eksokrin), sedang tahap dalam yang adalah kelenjar endokrin adalah kelenjar pulau-pulau Langerhans. Hormon yang dihasilkan adalah insulin serta glukagon. Insulin bermanfaat untuk merubah glukosa menjadi glikogen (gula otot). Bersama-sama adrenalin, insulin bertugas menjaga kadar gula darah supaya tetap.
6. Kelenjar Epifisis

Hormon yang dihasilkan hingga sekarang belum jelas pengaruhnya kepada tubuh.
7. Kelenjar Kacangan (Timus)

Adalah tempat penimbun hormon pertumbuhan alias somatotrof. Kelenjar ini hanya bermanfaat pada masa pertumbuhan saja.
8. Kelenjar Kelamin/Gonad

Dapat dibedakan atas kelenjar kelamim pria serta kelenjar kelamin wanita.

a. Kelenjar kelamin pria (testes)

Hormon yang dihasilkan ialah hormon kelamin laki-laki alias androgen. Tidak hanya itu juga menghasilkan spermatozoa. Androgen yang paling penting ialah testosteron, yang khususnya bermanfaat untuk menumbuhkan ciri sekunder pria serta proses spermatogenesis (pembentukan sperma)

b. Kelenjar kelamin perempuan (ovarium)

Dapat menghasilkan ovum serta hormon kelamin perempuan, yaitu:

– Estrogen, dihasilkan oleh folikel de Graaf

– Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Bermanfaat untuk:

    mengatur pertumbuhan plasenta
    menghalangi produksi FSH
    bersama laktogen bakal memperlancar produksi ASI (Air Susu Ibu) seusai bayi lahir
    mempertahankan penebalan endometrium

9. Lambung serta Usus

Lambung menghasilkan hormon gastrin, yang bermanfaat untuk memacu sekresi getah lambung. Duodenum menghasilkan hormon sekretin serta kolesistokinin (sebelumnya disebut pancreozymin), yang bermanfaat untuk:

    Sekretin : merangsang pankreas untuk mensekresikan natriumbikarbonat serta enzim-enzim pencernaan
    Kolesistokinin : merangsang kantong empedu untuk mengeluarkan empedu

No comments:

Post a Comment