Monday, March 2, 2015

Reproduksi Generatif pada Tumbuhan


Reproduksi generatif merupakan terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet. Momen ini disebut pembuahan. Fertilisasi (fertilisasi) pada flora berbiji bakal terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan (persarian/polenasi).
Penyerbukan

Struktur bunga

Penyerbukan merupakan hingganya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada flora Gymnospermae, tujuan serbuk sari merupakan tetes penyerbukan, sedangkan pada flora Angiospermae, tujuan serbuk sari merupakan kepala putik.

Macam-macam penyerbukan

a. Berdasarkan penyebab hingganya serbuk sari pada tujuan

1. Anemogami: penyerbukan yang dikarenakan oleh angin.

Ciri-ciri flora yang penyerbukannya dibantu oleh angin ialah:

    bunganya tak bermahkota
    serbuk sarinya bergantungan kedudukannya
    serbuk sarinya tak sedikit serta ringan
    kepala putiknya besar.

Contohnya: rumput, tebu, serta alang-alang.

2. Zoidiogami: penyerbukan yang dibantu oleh hewan.

Berdasarkan tipe hewannya bisa dibedakan lagi menjadi:

    Entomogami:penyebabnya merupakanserangga.Tumbuhan yang penyerbukannya memerlukan bantuan serangga umumnya memiliki ciri-ciri:
        mahkota bunga berwarna mencolok
        mengeluarkan aroma yang khas
        memiliki kelenjar madu
    Ornitogami: penyerbukan sebab bantuan burung, terjadi pada flora yang bunganya mengandung madu alias air.
    Kiropterogami: penyerbukan sebab bantuan kelelawar, terjadi pada flora yang bunganya mekar pada malam hari.
    Malakogami: penyerbukan sebab bantuan siput, terjadi pada flora yang tak sedikit dilekati siput.

3. Hidrogami: penyerbukan sebab bantuan air. Ini pada umumnya terjadi pada flora yang nasib di dalam air, umpama Hydrilla.

4. Antropogami: disebut juga penyerbukan buatan alias sengaja, yaitu penyerbukan sebab bantuan manusia. Faktor ini diperbuat oleh manusia sebab tak tersedianya vektor yang bisa menolong penyerbukan.

b. Berdasarkan sumber serbuk sari

    Autogami alias penyerbukan sendiri. Autogami bisa terjadi bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama. Autogami tak jarang terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
    Geitonogami alias penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga yang berlainan namun tetap dalam satu individu.
    Alogami alias penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga individu lain namun tetap dalam satu species/jenis.
    Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari serta putik berasal dari spesies lain.

Terjadinya penyerbukan belum memberi jaminan bakal terjadinya pembuahan, sebab buluh serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam perkembangan selanjutnya belum pasti bisa mencapai sel telur, yang letaknya di dalam bakal buah jauh dari kepala putik.

Pada berbagai tipe flora penyerbukannya tak mungkin terjadi dengan cara autogami (penyerbukan mandiri). Faktor ini antara lain dikarenakan oleh:

1. Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan serta alat kelamin betina tersedia pada individu yang tak sama. Umpama: melinjo serta salak.

2. Dikogami, bila putik serta serbuk sari sebuahbunga masaknya tak bersamaan. Dikogami bisa dibedakan atas:

    Protandri, bila serbuk sari sebuahbunga masak lebih dulu dari pada putiknya. Contohnya: bunga jagung, seledri, serta bawang Bombay.
    Protogini, bila putik sebuahbunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya. Contohnya: bunga kubis, bunga coklat, serta alpukat.

3. Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, jadi serbuk sari dari bunga tersebut tak bisa jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan bantuan manusia alias hewan. Contoh: Anggrek, Vanili, serta lain sebagainya.

4. Heterostili, ialah bunga yang memiliki benang sari serta tangkai putik tak sama panjang. Contoh: flora familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca piring, serta lain sebagainya).
Pembuahan

Penyerbukan bakal menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada flora berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu fertilisasi tunggal pada Gymnospermae, serta fertilisasi ganda pada Angiospermae.

a. Fertilisasi tunggal

Proses fertilisasi tunggal pada Pinus (Gymnospermae)
Terjadi pada flora Gymnospermae alias flora berbiji terbuka. Serbuk sari bakal hingga pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk sari yang sudah jatuh di dalamnya bakal diserap masuk ke ruang serbuk sari melewati mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel generatif alias yang kecil serta sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Sebab pembentukan buluh serbuk sari maka sel-sel yang tersedia di antara ruang serbuk sari serta ruang arkegonium terdesak ke samping bakal terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif membelah menjadi dua serta menghasilkan sel dinding alias sel dislokator, serta sel spermatogen alias calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua sel permatozoid. Seusai hingga di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap, serta kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan, jadi spermatozoid bisa berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium tersedia sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu spermatozoid, jadi fertilisasi pada Gymnospermae rutin mengasilkan zigot yang kemudian tumbuh serta berkembang menjadi embrio. Fertilisasi tunggal semacam ini umpama terjadi pada pohon Pinus.

b. Fertilisasi ganda

Proses fertilisasi ganda pada Angiospermae
Terjadi pada flora Angiospermae alias flora berbiji tertutup.

1. Perkembangan serbuk sari

Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) serta intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuh memanjang membikin buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini bakal tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan merupakan inti vegetatif sebagai penunjuk jalan, serta yang kecil di belakang merupakan inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif alias spermatozoid, yaitu inti generatif 1 serta inti generatif 2.

2. Pembentukan sel telur

Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal biji sel induk megaspora (megasporosit/makrosporosit) membelah dengan cara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati serta yang satu tumbuh menjadi sel megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x, jadi terbentuklah 8 inti. Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing bakal terbungkus membran jadi menjadi sel yang terpisah. Sebab itu sel-sel di dalam bakal biji tak jarang disebut multigamet.

Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel menempatkan diri di tahap atas bakal biji disebut antipoda. Yang di tahap bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah merupakan ovum, sedang mengapitnya sebelah kanan serta kiri merupakan sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji serta bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga sekunder jadi menjadi sel yang diploid (2n).

Apabila terjadi fertilisasi inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm (3n) sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan fertilisasi ganda. Sementara itu inti vegetatif bakal mati seusai hingga di bakal biji.

    inti generatif 1 (n) + ovum (n) —–> zigot (2n)
    inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) —–> endosperm (3n)

Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada berbagai cara, yaitu:

    Porogami : bila dalam fertilisasi masuknya spermatozoid melewati mikrofil.
    Aporogami : bila masuknya spermatozoid tak melewati mikrofil. Bila masuknya spermatozoid melewati kalaza, maka disebut kalazogami.

Embrio pada flora berbiji bisa terjadi sebab:

a) Amfiksis (amfmiksis), yaitu terjadinya embrio melewati peleburan antara ovum serta sel spermatozoid.

b) Apomiksis,embrio terjadi bukan dari peleburan sel telur dengan sel spermatozoid. Apomiksis bisa terjadi sebab:

    Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur tanpa adanya pembuahan.
    Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari tahap lain dari kandung lembaga tanpa adanya pembuahan, umpama dari sinergid alias antipoda.
    Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi dari tidak hanya kandung lembaga. Umpama, dari sel nuselus.

Terjadinya amfimiksis serta apomiksis dengan cara bersama-sama menyebabkan tersedianya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Momen ini disebut poliembrioni. Poliembrioni tak jarang dijumpai pada jeruk, mangga, nangka, serta sebagainya.

No comments:

Post a Comment