1. Dinding sel
Dinding sel hanya ditemui pada sel tumbuhan. Tahap ini disusun oleh selulosa saat sel tetap muda, serta sejalan dengan proses penuaan sel bakal mengalami penimbunan lignin (lignifikasi) jadi dinding sel menjadi kuat serta liat. Sebab alasan inilah dinding sel dipakai untuk melindungi serta memberi bentuk sel.
Antar dinding sel yang berdekatan ditembus oleh pori kecil yang disebut noktah. Di dalam noktah ini tersedia pemanjangan sitoplasma yang menembus antar sel serta disebut plasmodesmata, yang bermanfaat sebagai penghantar rangsang antar sel tumbuhan. Lihat foto berikut.
dinding sel
2. Membran Sel
Bahan mutlak yang menyusun membran sel adalah lipoprotein, yaitu sebuahbahan yang dibentuk oleh lemak serta protein. Membran sel dibentuk oleh dua lapisan fosfolipid. Protein yang tersedia dibagian luar alias tahap dalam lapisan fosfolipid disebut protein perifer alias protein ekstrinsik, sedangkan protein yang menembus kedua lapisan fosfolipid disebut protein integral alias protein intrinsik. Dibagian fosfolipid biasa dijumpai gugus glikolipid, sedangkan dibagian protein bisa dijumpai glikoprotein.
Lapisan fosfolipid dibedakan atas tahap ‘kepala’ serta ‘ekor’. Tahap kepala bersifat hidrofil (suka air) sedangkan tahap ekor bersifat hidrofob (benci air). Itu sebabnya tahap ekor rutin berhadapan sebab di luar serta di dalam sel tersedia cairan ekstraseluler serta intraseluler.
Sebab membran sel dibentuk oleh struktur lipoprotein tersebut maka membran sel bersifat selektif permeabel, jadi dipergunakan untuk mengatur transpor zat dari serta ke dalam sel. Lihat foto berikut.
membran
3. Sitosol/protoplasma
Sitosol alias protoplasma ada dua tahap, yang di dalam sel disebut sitoplasma serta yang ada di dalam inti disebut nukleoplasma. Sebagai sebuahisi sel yang nasib sitosol terdiri dari air (70% – 90%), bahan organik, serta bahan anorganik. Sehubungan dengan itu sitosol mempunyai sifat fisika serta sifat kimia.
Sifat fisika protoplasma
Protoplasma adalah sistem larutan. Ada tiga macam sistem larutan:
Solusi : bila dalam larutan diameter zat terlarutnya < 0,0001 mm
Suspensi : bila dalam larutan diameter zat terlarutnya > 0,1 mm
Koloid : bila dalam larutan diameter zat terlarutnya antara 0,001 mm hingga 0,1 mm
Bagian yang paling besar dari protoplasma adalah sistem koloid. Sehubungan dengan faktor itu protoplasma bisa mengalami:
perubahan kekentalan koloid sol ke gel serta sebaliknya. Bila kadar air tinggi koloid bersifat sol, serta bila kadar air rendah koloid bersifat gel.
mengalami gerak Brown, sebuahgerak acak molekul dalam koloid yang dipengaruhi oleh muatan listips, berat jenis, serta suhu.
mengalami efek Tyndall, sebuahproses pemendaran cahaya bila sebuahkoloid dikenai seberkas sinar.
tyndall-effect Contoh efek Tyndall. Tabung kiri berwarna kuning adalah larutan, sedang sebelah kanan adalah koloid. Perhatikan bahwa seberkas cahaya bakal memendar bila dilewatkan pada sebuahlarutan koloid.
Sifat kimia protoplasma
Protoplasma mempunyai sifat serta aspek kimia sebagai berikut:
berdasar analisis abu yang diperbuat oleh Sachs protoplasma disusun oleh unsur-unsur: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg, Fe, Na, Cl, serta I
senyawa anorganik yang menyusun protoplasma antara lain air, asam, umpama: HNO3, HCl; basa, umpama: NaOH, KOH; garam, umpama: NaCl, MgCl, NaHCO3
senyawa organik yang menyusun protoplasma adalah karbohidrat, lemak, serta protein.
No comments:
Post a Comment