Otot disebut juga alat gerak aktif sebab mempunyai performa
berkontraksi jadi bisa menggerakkan tulang. Sifat otot ada tiga yaitu:
kontraktibilitas (performa memendek), elastisitas (performa kembali ke bentuk
semula), serta ekstensibilitas (performa memanjang). Setiap otot mempunyai dua
alias lebih tendon (ujung otot). Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak
disebut insersio, sedang yang melekat pada tulang yang tak bergerak disebut
origo. Otot dibungkus oleh selaput yang disebut fasia superfisialis, sebetulnya
disusun oleh kumpulan serabut otot yang dibungkus oleh selaput fasia propia.
Satu serabut otot dibungkus oleh selaput sarkolemma, serta dibentuk oleh tak
sedikit miofibril. Satu miofibril disusun oleh tak sedikit sarkomer dimana tiap
sarkomer tersusun dari aktin serta miosin.
Beginilah struktur otot manusia
Rangsang yang datang dari otak bakal disemakinkan ke otot
oleh asetilkolin, sebuahzat yang bermanfaat menghantarkan rangsang (impuls).
Rangsang yang tiba di otot bakal menyebabkan terbentuknya ikatan antara aktin
serta miosin membentuk aktomiosin. Bila terbentuk aktomiosin, otot bakal
memendek (berkontraksi) jadi bisa menggerakkan tulang.
Arah gerak otot
Otot-otot yang memunculkan arah gerak yang berlawanan
disebut otot antagonis. Arah gerakan yang antagonis bisa berupa:
ekstensor (meluruskan) x fleksor
(membengkokkan)
abduktor (menjauhi badan) x
adduktor (mendekati badan)
depresor (menurunkan) x elevator
(mengangkat)
supinasi (menengadah) x pronasi
(menelungkup)
Contoh otot antagonis merupakan otot bisep (otot ber-origo
dua) serta otot trisep (otot ber-origo tiga).
Otot-otot yang bekerjasama untuk memunculkan sebuahgerak searah
disebut otot sinergis. Contoh gerak sinergis merupakan gerak pronasi
(menelungkupkan telapak tangan) yang muncul sebab kerjasama otot pronator teres
serta pronator kuadratus.
Energi untuk kontraksi otot
Energi untuk kontraksi otot diperoleh dari penguraian ATP
(Adenosin trifosfat). Sewaktu kontraksi ATP terurai menjadi ADP (Adenosin
difosfat) serta melepaskan energi yang dipakai untuk mengikatkan aktin serta
miosin. Selanjutnya ADP tetap bisa dipecah lagi menjadi AMP serta melepaskan
energi. Bila ATP serta ADP dalam otot sudah habis, maka otot tak sanggup lagi
berkontraksi. Untuk bisa berkontraksi kembali maka ATP wajib dibentuk lagi.
Energi untuk membentuk kembali ATP bersumber dari hasil
penguraian glikogen. Glikogen bakal diubah dulu menjadi laktasidogen lalu
diubah menjadi glukosa (bentuk gula yang larut dalam darah). Glukosa bakal
dioksidasi dengan cara aerob serta menghasilkan energi untuk mengikatkan gugus
P pada ADP jadi terbentuk ATP yang siap kembali dipakai untuk asal energi bagi
kontraksi otot. Proses respirasi aerob ini dilepaskan CO2 serta H2O.
Bila otot bekerja amat keras diperlukan tak sedikit ATP yang
tak bisa tercukupi dengan respirasi aerob saja. Untuk itu tidak hanya respirasi
aerob, juga berjalan respirasi anaerob dimana glukosa dipecah tanpa oksigen
menghasilkan energi serta CO2 dengan hasil samping asam laktat yang menyebabkan
lelah serta linu pada otot.
Kelainan serta gangguan pada sistem gerak
Tulang sebagai organ tubuh tak jarang mengalami gangguan
ataupun kelainan. Kelainan ini bisa dikarenakan oleh serangan kuman, ketidak
lebihan zat, hormon, vitamin, alias sebab sebab-sebab lain.
Arthritis eksudatif, infeksi sendi oleh kuman (gonorhoeo
alias sifilis)
Arthritis sika, bertidak lebihnya minyak sendi, jadi
seolah-olah sendi menjadi kering. Pada waktu sendi digerakkan, sendi semacam
berderik serta memunculkan rasa nyeri
Memar, terjadi sebab sobeknya selaput sendi. Bila sobeknya
selaput sendi ini diikuti oleh lepasnya ujung tulang dari sendi maka disebut
urai sendi
Layuh semu, merupakan keadaan di mana tulang tak bertenaga.
Faktor ini umpama dikarenakan oleh infeksi sifilis pada anak sejak dalam
kandungan. Infeksi ini menyebabkan rusaknya cakra epifise, jadi tulang menjadi
layuh.
Fraktura / fisura, merupakan patah / retaknya tulang.
Dibedakan menjadi dua, yaitu patah tulang terbuka serta patah tulang tertutup.
Patah tulang tertutup terjadi apabila tulang yang patah tetap terlindungi oleh
otot serta kulit. Sedang patah tulang terbuka terjadi apabila tulang yang
patah, merobek otot serta kulit jadi mencuat ke permukaan
Nekrosa, merupakan matinya sel tulang. Biasanya faktor ini
dikarenakan oleh kerusakan periosteum (selaput pembungkus tulang keras) yang
bertugas menumbuhkan tulang.
Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), apabila
ruas-ruas tulang belakang dilihat dari samping tampak terlalu bengkok ke depan
disebut lordosis, serta bila terlalu bengkok ke belakang disebut kifosis, serta
bila ruas-ruas tulang belakang bengkok ke samping disebut skoliosis.
No comments:
Post a Comment